Terletak di Desa Kertowono, Kecamatan Gucialit.
Langit yang sebelumnya gulita mulai merona kembali membawa warna alami yang
terhias disini. Gunung Raung, Argopuro, dan Semeru tampak indah terlihat
beralaskan hamparan hijau nan luas dari pepohonan teh layaknya berdiri di
sebuah permadani Kami yang sengaja memulai perjalanan pukul 04.00 dini hari,
dimana sebelumnya mencoba bermalam di rumah dengan arsitektur bangunan ala
Hindia Belanda yang berumur puluhan tahun lamanya yang sengaja disewakan kepada
para
wisatawan yang datang. Di sebuah pendopo kecil yang dinamakan Bukit Kampung
Baru (KBR) atau yang akrab disebut Bukit Inspirasi memang membuat menenangkan
pikiran kita dari hirukpikuk perkotaan dan pekerjaan, segala inspirasi.
dalam imagi yang akan dilakukan mendatang seolah muncul dengan sendirinya.
Truk kecil yang mengangkut para pekerja berhenti di hadapan, perlahan pria dan
wanita berumur baya turun dari kendaraan menyebar ke titik yang sudah
ditentukan untuk melakukan aktiftas sehari-hari sebagai pemetik teh. Usai
menikmati suguhan nan memukau ini, kami mencoba melanjutkan menuju Bukit 74
(B74) yang masuk ke dalam daerah Afdeling Kertosuko untuk melihat panorama yang
berbeda.
Hampir 30 menit perjalanan melintasi medan cukup sulit yang tidak bisa dilalui
oleh kendaraan biasa, di kejauhan tampak pendopo kecil lagi. Tak kalah menarik
ternyata pemandangannya, pola pepohonan teh yang khas terlihat dari ketinggian.
sangatlah istimewa, kami pun tak henti-hentinya untuk mengabadikan pemandangan
luar biasa. 1 jam lamanya kami singgah sejenak disini, Teman yang mengantar pun
mulai mengajak kembali untuk menikmati sensasi pemandangan dan keunikan yang
berbeda di daerah PTPN XII Kebun Kertowono, Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa
Timur ini. Hampir 45 menit lamanya di dalam kendaraan dengan medan sulit dari
sebelumnya, akhirnya tiba di daerah Afdeling Kamar Tengah. Kami pun diajak
untuk berkeliling melihat rumah bangunan peninggalan era Hindia Belanda yang berumur
sudah puluhan tahun lamanya. Gaya arsitektur Eropa klasik memang sangat
terlihat disini, tungku perapian di dalam rumah pun masih apik terlihat.
Usai melihat-lihat bangunan bergaya Eropa klasik ini, akhirnya lagi-lagi
pendopo kecil mulai terlihat dari kejauhan. Bukit 1001 yang dinamakan sesuai
keberadaannya di ketinggian 1001 meter dari permukaan laut. Memang dahulu para
pekerja
di era Hindia Belanda membuat pos sebagai pemantauan mengawasi para pemetik teh
yang tengah bekerja.
Tetapi saat ini di Bukit 1001 inilah para pemetik teh sudah menggunakan alat
modern untuk memetik pucuk teh berkualitas dunia. Panoramanya pun juga
istimewa, karena memang berada di titik tertinggi jadi semua pola pepohonan
teh, para pekerja dan gunung-gunung terlihat disini. Nah, usai menikmati
panorama alam dan mempelajari sisi tumbuhan teh, sudah saatnya melihat proses
hingga menjadi minuman teh berkelas dunia.
Di pabrik milik PTPN XII Kebun Kertowono anda bisa melihat setiap sisi proses
yang menarik disini. Dan anda pun juga bisa mencoba dan belajar mengenal
kualitas teh yang sudah diolah dalam bentuk bubuk kasar menjadi minuman yang
siap dinikmati. Anda akan ditemani para ahlinya teh, mulai dari mengetahui
kualitas, cara menyajikan dan mencoba sensasi teh berkualitas dunia.
Wednesday, January 24, 2018
Home »
berita LUMAJANG TERKINI
» Indahnya Alam Lumajang ( Kebun Teh Kertowono Gucialit )
0 comments:
Post a Comment
terima kasih telah berkunjung di blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan